Ads Top

Pemandangan dari Dalam Reruntuhan Reaktor Nuklir Fukushima Akhirnya Terungkap


Gempa bumi diikuti tsunami yang menghantam Jepang pada 11 Maret 2011 silam mengakibatkan hancurnya tiga reaktor nuklir di Fukushima Daichi dan pelepasan bahan radioaktif ke lingkungan sekitarnya. Meski tak ada kematian terkait radiasi yang dilaporkan, peristiwa tersebut memaksa penduduk yang menghuni 100.000 rumah harus dievakuasi dari sekitar lokasi bencana.

Enam tahun setelah peristiwa naas tersebut, pemukiman di wilayah itu masih kosong. Tokyo Electric Power Company (TEPCO), pemilik pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, terus berupaya membersihkan sisa-sisa bahan bakar nuklir dan puing-puing di lokasi kejadian. Mereka menggunakan robot kendali jarak jauh yang dilengkapi kamera untuk menjelajahi situs pembangkit nuklir.

Upaya pembersihan tersebut bukan perkara mudah. Berkali-kali mereka mengalami kegagalan karena robot-robot tersebut berhenti berfungsi akibat paparan radiasi radioaktif yang terlalu kuat. Kawasan tersebut dengan cepat berubah menjadi kuburan robot.

Selama ini, robot-robot yang ditugaskan belum dapat menangkap gambar yang menampilkan pemandangan di dalam pusat lokasi salah satu bencana nuklir terparah di dunia itu. 
Robot yang dikirim ke reakor unit 2 pada Januari lalu hanya berhasil mendapatkan pembacaan suhu dan tingkat radiasi. 

Kini, robot terbaru yang dikirim untuk menjelajah di bawah reruntuhan pembangkit nuklir Fukushima unit 3 berhasil menampilkan pemandangan dari dalam situs bencana untuk pertama kalinya.
Robot itu menemukan lelehan bahan bakar yang mungkin bisa menjadi petunjuk untuk menemukan lokasi inti reaktor. 

Keberhasilan robot ini sangat berarti dalam upaya pembersihan. Pasalnya, mengetahui lokasi tepat, bentuk fisik, kimia, dan radiologi dari lelehan inti reaktor sangat penting untuk mengembangkan rencana teknik yang diperlukan guna membersihkan material radioaktif secara aman.

Setelah semua lokasi bahan bakar berhasil ditemukan, upaya pembersihan dan dekontaminasi aktif wilayah tersebut dijadwalkan akan dimulai setelah Olimpiade Tokyo tahun 2020 mendatang. Proses pembersihan itu sendiri diperkirakan akan memakan waktu hingga 40 tahun.

 

No comments:

Powered by Blogger.