Ads Top


Kita mungkin telah mendapatkan kesempatan terbaik untuk menemukan kehidupan asing di luar tata surya kita. Sebuah planet berbatu yang mungkin menopang kehidupan telah ditemukan hanya empat tahun cahaya dari Bumi - relatif cukup dekat untuk ditempuh dengan misi ruang angkasa di masa depan.
Planet, dijuluki 'Bumi kedua', berada pada jarak yang tepat dari bintangnya untuk menjadi tuan rumah air cair, yang berarti memiliki potensi kehidupan asing.

Ini adalah planet ekstrasurya paling dekat yang pernah ditemukan, dan para ahli mengatakan misi ke planet ini untuk mencari tanda-tanda kehidupan bisa dilakukan dalam 'rentang hidup kita'


Para astronom telah menemukan bukti yang jelas bahwa bintang terdekat kita, Proxima Centauri, adalah matahari dari sebuah planet yang kemungkinan mirip Bumi. Kelompok peneliti, yang menggunakan teleskop European Southern Observatory (ESO), telah memberi nama planet ini dengan nama Proxima b.

Ribuan eksoplanets telah ditemukan sebelumnya, tapi tidak seperti yang lain, planet ini dalam jangkauan kita.

Meskipun empat tahun cahaya adalah jauh - lebih dari 25 triliun mil - generasi pesawat ruang angkasa super cepat masa depan diperkirakan dapat melakukan perjalanan ke planet tersebut dalam beberapa dekade mendatang. Lebih jauh di masa depan, planet ini bahkan mungkin dijajah oleh wisatawan ruang angkasa dari Bumi.

Benarkah Proxima b Layak Huni?


Salah satu kemungkinan hambatan bagi kehidupan untuk tumbuh dan berkembang di planet ini adalah cara pelukan bintang induknya.

Proxima b terletak sangat dekat dengan bintangnya, Proxima Centauri. Jaraknya hanya 7,5 juta kilometer. Coba bandingkan dengan jarak Matahari dan Bumi yang mencapai 149 kilometer.

Dengan jarak sedekat itu, salah satu konsekuensinya adalah waktu yang lebih singkat. Manusia bakal merayakan tahun baru setiap 11,2 hari.

Jarak yang dekat juga membuat Proxima b terkunci oleh bintangnya, disebut tidal lock. Hanya satu sisi planet yang menghadap bintangnya, persis seperti Bulan dan Bumi.

Konsekuensinya, akan ada wilayah yang selamanya malam, selamanya siang, dan selamanya mengalami pemandangan seperti senja. Konsep waktu akan berbeda dari di Bumi.


Manusia juga tak akan mengalami musim. Perbedaan cahaya yang diterima dari bintang hanya terjadi karena variasi jarak.

Don Lincoln, fisikawan di Fermilab, dalam tulisannya di CNN, mengatakan bahwa karakter Proxima Centauri sebagai bintang katai merah akan memengaruhi evolusi kehidupan di Proxima b.

Proxima b hanya menerima 0,17 persen sinar yang diterima Bumi dari Matahari. Sinar ada dalam bentuk inframerah dan sinar X. Sinar X yang diterima Proxima b lebih besar dari yang diterima Bumi dari Matahari.

Proxima Centauri juga dikenal dengan "flare star". Pada saat tertentu, bintang itu akan menghasilkan lebih banyak sinar. saat itu, sinar X yang diterima Proxima b bisa 10 kali lipat dari biasanya.

Jika saja ada tumbuhan di Proxima b, maka warnanya tak akan hijau. "Karena sinar bintang redup, kemungkinan besar tumbuhan di sana (bila ada) berwarna hitam," kata Lincoln.

"Cahaya bintang akan menjadi sesuatu yang sangat berharga. Tumbuhan akan berevolusi untuk mengoleksi setiap cahaya yang ada," imbuhnya.

Di atas semua itu, apakah planet Proxima b tersebut memang menjanjikan tempat untuk hidup? Dengan apa yang kita ketahui saat ini, bisa dibilang tidak.

Istilah layak huni tak begitu tepat. Sebab, "habitable" hanya merujuk pada komposisi planet yang berupa batuan serta lokasinya yang ada di goldilocks zone.

No comments:

Powered by Blogger.